seneng :D
Kamis, 22 Desember 2011
Rabu, 21 Desember 2011
Piknik yang murah tapi tetep asyik, gimana yaa? kali ini saya mau berbagi pengalaman piknik murah dan menyenangkan...
pertama-tama, kumpulin temen buat piknik bareng! ga enak kan kalo piknik sendirian? hehe
udah gitu pilih tempat yang kira2 cocok dan deket dari tempat tinggal (kan biar murah, jadi ga usah jauh2 :D )
dan terakhir, jangan lupa siapin makanan buat piknik. kalo bahasa sundanya mah BOTRAM lah. hehe :)
#Refreshing edisi minggu pertama bulan Desember#
Followers: Nyui, Ratna, Eris, Memey.
Snack: Nasi Liwet, Ikan Peda, Sambel goreng tempe, tahu, pencok kacang, sambel, lalap, kerupuk.
Place: Pondok Hijau
walaupun makanan sederhana, tapi tetep terasa nikmat banget!
makan bareng emang paling seru :)
makan di alam terbuka dengan gemericik air sungai, siulan burung2, wangi rumput, waah dahsyat! nyampe makannya nambah lagi nambah lagi :D
perut kenyang hati pun senang :)
sekian cerita piknik dari saya, selamat berpiknik :)
PAMITETRI atau papan limit deret geometri adalah alat peraga yang dapat membantu siswa dalam memahami konsep limit deret geometri tak hingga.
Berikut adalah video penggunaan PAMITETRI.
Berikut adalah video penggunaan PAMITETRI.
Selasa, 13 Desember 2011
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Matematika sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan yang banyak mendasari perkembangan ilmu pengetahuan lain, memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia. Dalam kehidupan sehari-hari, matematika digunakan untuk memecahkan masalah yang dihadapi oleh manusia. Ebbut (Fitrianti, 2010) mengemukakan bahwa matematika merupakan kegiatan pemecahan masalah. Berdasarkan pernyataan ini, maka setiap siswa perlu dibekali pengetahuan matematika yang cukup agar tidak mengalami kesulitan dalam mempelajari ilmu pengetahuan lainnya.
Pentingnya pemecahan masalah menjadi salah satu tujuan dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006 yaitu agar siswa memiliki kemampuan memecahkan masalah yang meliputi kemampuan yang memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh, serta memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah. Sejalan dengan itu, tujuan umum matematika sesuai dengan Nation Council of Teachet of Mathmatic (NCTM), yaitu: (1) belajar untuk berkomunikasi (mathematical comunication); (2) belajar untuk bernalar (mathematical reasoning); (3) belajar untuk memecahkan masalah (problem solving); (4) belajar untuk mengaitkan idea (mathematical connection); (5) pembentukan sikap positif terhadap matematika (positif attitudes toward).
Sama halnya dengan pemecahan masalah, geometri menempati posisi khusus dalam kurikulum matematika, karena banyaknya konsep yang termuat di dalamnya. Dari sudut pandang matematik, geometri menyediakan pendekatan-pendekatan untuk pemecahan masalah, misalnya gambar-gambar, diagram, sistem koordinat, vektor dan transformasi. Selain itu, menurut Van de Walle (Putra, 2009) geometri perlu dipelajari karena alasan berikut:
1. Eksplorasi dalam geometri dapat membantu mengembangkan kemampuan pemecahan masalah.
2. Geometri memainkan peranan utama dalam bidang matematika lainnya.
3. Geometri digunakan oleh banyak orang dalam kehidupan mereka sehari-hari.
4. Geometri itu menyenangkan.
Menurut Bobango (Nu’man, 2008) Tujuan pembelajaran geometri adalah agar siswa memperoleh rasa percaya diri mengenai kemampuan matematikanya, menjadi pemecah masalah yang baik, dapat berkomunikasi secara matematik, dan dapat bernalar secara matematik. Sedangkan Budiarto (Nu’man, 2008) menyatakan bahwa tujuan pembelajaran geometri adalah untuk mengembangkan kemampuan berpikir logis, mengembangkan intuisi keruangan, menanamkan pengetahuan untuk menunjang materi yang lain, dan dapat membaca serta menginterpretasikan argumen-argumen matematik.
Namun, tidak sejalan dengan pentingnya kemampuan pemecahan masalah dan pembelajaran geometri, kenyataan dilapangan menunjukkan hal yang berbeda. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh badan penelitian OECD (the Organisation for Economic Cooperation and Development) dengan nama program PISA (Programme for International Student Assessment) dan didukung oleh Bank Dunia (Fitrianti, 2010) terhadap 7355 siswa usia 15 tahun dari 297 SLTP/SMU/SMK se-Indonesia pada tahun 2003 diketahui bahwa pemecahan masalah matematika rendah. Dari penelitian tersebut diketahui bahwa 7070 siswa hanya mampu menguasai matematika sebatas memecahkan permasalahan sederhana, mereka belum mampu menyelesaikan masalah yang kompleks dan masalah yang rumit.
Selain itu, dalam observasi yang dilakukan oleh Kusumastuti (2009) mendapatkan informasi bahwa pada materi geometri lingkaran terdapat kendala dalam pengajarannya. Siswa selalu mengalami kesalahan dalam mentransfer pemahaman mereka pada aktivitas pemecahan masalah. Disamping itu, dalam penelitian yang dilakukan Sunardi (Nu’man, 2008) ditemukan bahwa banyak siswa SMP keliru dalam menyelesaikan soal-soal mengenai garis sejajar dan masih banyak siswa yang belum memahami konsep-konsep geometri. Hal tersebut disebabkan oleh metode belajar yang masih menggunakan metode ceramah dan setting belajar juga masih individual serta siswa terkesan pasif.
Menurut Rahayu (2010), anak harus dipandang sebagai subyek pendidikan dan guru bukanlah satu-satunya sumber pengetahuan, jadi tugas guru adalah sebagai fasilitator dan motivator, menciptakan suasana yang nyaman dan menyenangkan, membelajarkan siswa dengan cara-cara hand-on activity (melakukan) atau minds-on (berpikir). Sumarmo (Fitrianti, 2010) mengemukakan bahwa agar pembelajaran dapat memaksimalkan proses dan hasil belajar matematika, guru perlu mendorong siswa untuk terlibat secara aktif dalam diskusi, bertanya serta menjawab pertanyaan, berpikir secara kritis, menjelaskan setiap jawaban yang diberikan serta mengajukan alasan untuk setiap jawaban yang diajukan.
Melakukan pemecahan masalah dalam pembelajaran geometri bukan hal yang mudah bagi siswa. Untuk itu diperlukan proses pembelajaran yang mendukung dan mengarahkan siswa pada kemampuan pemecahan masalah geometri. Salah satu model pembelajaran yang mendukung pembelajaran geometri adalah model pembelajaran van Hiele.
Model pembelajaran van Hiele membuat perencanaan proses pembelajaran sesuai dengan tahap perkembangan berpikir siswa dalam geometri. Menurut teori van Hiele, seseorang akan melalui lima tahap perkembangan berpikir dalam belajar geometri (Suherman, 2001). Kelima tahap perkembangan berpikir van Hiele adalah tahap pengenalan, tahap analisis, tahap pengurutan, tahap deduksi dan tahap akurasi.
Tahap-tahap berpikir van Hiele akan dilalui siswa secara berurutan (Nu’man, 2008). Dengan demikian siswa harus melewati suatu tahap dengan matang sebelum menuju tahap berikutnya. Menurut Crowley (Nu’man, 2008) kecepatan berpindah dari suatu tahap ke tahap berikutnya lebih banyak bergantung pada isi dan metode pembelajaran daripada umur dan kematangan biologis. Dengan demikian, guru harus menyediakan pengalaman belajar yang cocok dengan tahap berpikir siswa, salah satunya dengan penerapan model pembelajaran van Hiele dalam proses pembelajaran... download
Senin, 12 Desember 2011
Banyak hal yang bisa digunakan sebagai media pembelajaran matematika, salah satunya adalah pemanfaatan Ms. Powerpoint.
Kamis, 08 Desember 2011
AJAIB! kata pertama yang saya ucapkan ketika saya tau kalo Adobe Photoshop bisa nge-make over photo. hehe.
Nah, kalo yang pas diphoto ga pake make up, terus pengen photonya terlihat cantik dan bermake up, kamu bisa pake Adobe Photoshop untuk nge-make up photo kamu :)
ini dia contohnya:
Before
 | |||
After
Kita juga bisa memberi efek shepiatone pada photo gedung. Dengan efek ini, gedung terlihat lebih megah dan terkesan kuno :)
Before
After
Keren bukan? mari belajar Adobe Photoshop bersamaaa :)
Kamis, 17 November 2011
Heti's Gallery - Blog baru saya ^_^
buta nulis alias ga bisa nulis, tapi pengen punya Blog. hehe. ga apa2 lah ya, kan lagi belajar :D
Langganan:
Postingan (Atom)
Postingan
